Mediapublik.co Jakarta – Etos Indonesia Institute melakukan Rilis Survey Calon Anggota Legislatif DPR RI pada Senin 11/12/2023 di bilangan Jakarta Selatan. Terpilih Daerah Pemilihan DKI II dalam Pemilu Legislatif 2024.
Survey yang dilakukan sejak tanggal 7 hingga 20 November 2023 ini mengambil sampel 1.000 responden dari dua kotamadya yang ada di Dapil DKI II, yaitu Kota Jakarta Pusat dan Kotamadya Jakarta Selatan, sedangkan untuk luar negeri tidak diambil sampel pendapat responden.
Survey dengan margin error kurang lebih 3 persen dan tingkat kepercayaan publik sebesar 90 peresen mengambil pendapat responden tentang tingkat popularitas (keterkenalan), tingkat akseptabilitas (keterterimaan) dan tingkat elektabilitas (keterpilihan) yang kemudian diakhiri dengan pertanyaan tentang siapa yang akan dipilih jika pemilu dilakukan saat sampel ditanyakan kepada responden.
Dari pengambilan sampel pendapat responden, ditemukan 10 caleg DPR RI dengan tingkat popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas tertinggi. Caleg-caleg tersebut adalah Hidayat Nur Wahid (PKS), Eriko Sotarduga Sitorus (PDIP), Himmatul Aliyah (Partai Gerindra), Prasetyo Edi Marsudi (PDIP), Melani Leimena Suharli (Partai Demokrat), Christina Aryani (Partai Golkar), Kurniasih Mufidayati (PKS), Ida Fauziah (PKB), Elfonda Mekel (PDIP) dan Masinton Pasaribu (PDIP).
Dari sepuluh nama tersebut, diperoleh tujuh besar nama terpilih, jika pemilu legislatif diadakan saat pengambilan sampel suara responden. Kedelapan nama tersebut adalah Hidayat Nur Wahid (PKS) 14 presen, Eriko Sotarduga Sitorus (PDIP) 12 presen, Himmatul Aliyah (Partai Gerindra) 11 presen, Prasetyo Edi Marsudi (PDIP) 11 presen, Melani Leimena Suharli (Partai Demokrat) 10 presen, Christina Aryani (Partai Golkar) 10 presen dan Elfonda Mekel (PDIP) 9 presen.
Sedangkan Kurniasih Mufidayati (PKS) dan Masinton Pasaribu (PDIP) masing-masing 8 presen, terakhir Ida Fauziah (PKB) 7 presen responden.
Menurut Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute Iskandarsyah, survey ini masih sangat mungkin mengalami perubahan-perubahan signifikan mengingat Dapil DKI II dapat disebut juga sebagai ‘dapil neraka’, dimana banyak tokoh dan figur yang dikenal masyarakat mencalonkan diri di dapil tersebut.
“Sangat mungkin berubah, baik komposisi persentasi maupun munculnya nama lain diluar sepuluh nama itu. Apalagi dari sepuluh nama, persentasi antar calon sangat tipis perbedaannya. Awal Januari kami akan mengujinya kembali dengan survey terbaru”, ujar Iskandar menutup rilisnya.