Istimewa, Dua Pusaka Presiden Pertama RI Akan Jamasi Terbuka Untuk Umum

IMG 20230802 WA0047
Keterangan foto; Ritual Jamasan Keris Pusaka Presiden Pertama RI, Rabu (02/08/2023).

Mediapublik.co Kediri-Dua pusaka keris dan tombak Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno yang diberi nama Kiai Gadakan akan dilakukan Jamasan di Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri pada bukan Syuro ini. Ritual jamasan akan dilaksanakan pada hari Jum’at Pahing 17 Suro 1445/04 Agustus 2023 di halaman Situs Ndalem Pojok Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri Jawa Timur Indonesia Raya.

Menariknya ini terbuka untuk umum, masyarakat yang memiliki pusaka peninggalan leluhur bisa ikut jamasan bersama pusakan Presiden RI pertama ini.

“Ritual Jamasan ini sakral, tidak sembarang orang boleh hadir. Kami akan memberikan penghormatan kepada orang-orang yang punya pusaka seperti keris, tombak, pedang belati dan lain-lain dan mencintai pusaka. Jadi yang hadir harus membawa pusaka, karena ini sebenarnya bukan tontonan tapi lebih kepada ritual doa agar hidup kita, keluarga kita, bangsa dan negara kita senantiasa diberkahi Gusti Alloh,” terang M.Ng. Erwan Yudiono Hadi Prasojo panitia dari pengurus komunitas Pelestari Sejarah Budaya Khadiri. Rabu, 02 Agustus 2023.

Dengan cara ini panitia berharap masyarakat yang ingin hadir lebih termotivasi untuk mencintai dan memulyakan pusaka. Jeje mengatakan banyak masyarakat Indonesia yang mempunyai pusaka peninggalan leluhur, karena zaman dulu hampir semua orang tua punya pusaka.

“Kadang-kadang kita tidak tahu karena tidak pernah ditanyakan ahkirnya tidak terurus, dan pusaka itu bisa rusak, atau hilang. Maka dengan harus membawa pusaka ini harapannya masyarakat lebih termotivasi untuk menelusur dan mencari, yang tujuannya agar mau merawat kembali pusaka tinggalan leluhur itu. Sebab kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikan budaya bangsa ini,” terang Erwan Yudiono yang akrab dipanggil Jeje.

Presiden Soekarno menyebut dua pusaka tombak dan keris itu Kiai Gadakan yang diperoleh saat mengadakan kunjungan di Grobokan Jawa Tengah.

“Namanya Kiai Gadakan, begitu Bung Karno dan keluarga kami menyebut. Sejarahnya keris dan tombak ini adalah pemberian seorang kepada Desa di Grobokan saat Presiden Seokarno bersama Eyang kami mengadakan kunjungan pemberantasan buta huruf disana. Kemudian Presiden Soekarno meminta untuk disimpan di Ndalem Pojok. Kami sendiri tidak tahu mengapa harus disimpan disini,” aku RM. Kuswartono Ketua Yayasan Pandji Saputro Ndalem Pojok.*

(David/Red)