Daerah  

Serikat Sopir Banten Puji Upaya Bulog Jaga Ketahanan Pangan

IMG 20240126 WA0057
Keterangan foto : Serikat Sopir Banten (SSB) mendukung penuh langkah Bulog Lebak Pandeglang dalam pengendalian inflasi, Jumat (26/1/2024)

Mediapublik.co LEBAK – Serikat Sopir Banten (SSB) mendukung penuh langkah Bulog Lebak Pandeglang dalam pengendalian inflasi dengan dengan cara menjaga stok pangan agar tidak langka. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Serikat Sopir Banten, Mulyadi, Jumat (26/1/2024)

“Kita dari Serikat Sopir Banten mendukung langkah Bulog Lebak Pandeglang yang menjaga stok pangan agar tidak langka di pasaran. Sehingga kebutuhan pokok masyarakat tetap tercukupi, ” Kata Ketua Serikat Sopir Banten Mulyadi usai melakukan sosialisasi lalu lintas bersama puluhan Sopir.

Menurut pria berkepala plontos tersebut mengatakan bahwa ketersediaan pangan dan pengendalian inflasi daerah merupakan tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah daerah, kata Mulyadi, Bulog juga harus terlibat ambil peran.

”Inflasi tidak bisa dikendalikan tanpa ada kolaborasi dari semua stakeholder yang ada di Kabupaten Lebak dan Pandeglang dengan langkah yang cerdas dan upaaya – upaya yang tepat, Bulog bisa mencegah kenaikan inflasi ini dengan baik,” ucap Mulyadi yang kerap disapa Koyod.

Pihaknya juga mengapresiasi sejumlah langkah tepat dan gerak cepat yang sudah dilakukan oleh Bulog. Salah satunya seperti melalui pengiriman pangan ke sejumlah kios yang telah bekerja sama dengan Bulog di Pasaran. Kata Mulyadi, Bulog menjual beras dengan harga lebih murah dari harga pasar, diharapkan mampu mengintervensi harga yang belakangan terkerek naik.

Langkah itu tak lain sebagai upaya kolaborasi dan komitmen untuk menekan permintaan di pasar. Sehingga, kata Koyod melalui upaya-upaya yang tepat ini, permintaan bisa berkurang dan menjadikan harga bisa kembali stabil.

”Kita kan pendukung kebijakan pemerintah. Baik daerah maupun pusat. Asal tidak melanggar aturan dan sesuai regulasi. Langka yang dilakukan oleh Bulog sangat bermanfaat baik untuk masyarakat umum, maka kami akan mendukung penuh upaya upaya baik yang dilakukan oleh Bulog,” terang mantan aktivis buruh tersebut.

Sebagai komitmen kolaborasi, pihaknya mengajak ratusan sopir Banten untuk ikut terlibat dalam penjualan beras yang diproduksi oleh Bulog. Termasuk memastikan stok beras aman dengan memantau langsung ketersediaan produksi di wilayah Lebak.

Sementara itu, Kantor Cabang Badan Urusan Logistik (Bulog) Lebak dan Pandeglang memastikan bahwa saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog masih mampu mencukupi kebutuhan masyarakat sampai enam (6) bulan ke depan. Hal tersebut dikatakan Kepala Cabang Badan Urusan Logistik (Kacab Bulog) Lebak Pandeglang, Umar Said, Jumat (26/1/2023)

Kata Umar, saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog ada sekitar 5,500 ribu ton. Jumlah tersebut dinilai masih cukup untuk kebutuhan masyarakat, operasi pasar dan sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

“Saya pastikan stok itu aman hingga bulan Ramadhan 1445 Hijriah 2024 ,” kata Umar.

Pria yang bermurah senyum tersebut menjelaskan bahwa tidak hanya beras yang saat ini stoknya masih aman. Kata Umar ada komoditi lain seperti ketersediaan gula, tepung dan daging.

“Untuk stok gula yang berada di gudang ada sekitar 8 ton, sementara untuk tepung 3 ton dan daging 5 ton. Kita pastikan aman sampai semasuki bulan Ramadhan, ” ucap Umar.

“Kami bekerja sama dengan kelompok tani, pengusaha penggilingan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk penumpukkan stok di gudang kami,” jelasnya.

Saat ditanya terkait peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga pangan agar tidak naik, kata Umar, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah di antaranya mengirim pasokan beras yang ada di gudang Bulog ke ratusan kios baik yang sudah bekerjasama melalui RPK ataupun yang ada di pasar tradisional dan kios yang berada di luar pasar.

“Jadi kami ada program namanya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),” terangnya.

Umar melanjutkan, dulu pemerintah melakukan Operasi Pasar (OP) untuk menekan harga beras jika terjadi kenaikan dengan menjualnya secara langsung pada masyarakat, namun saat ini pemerintah mengubah mekanisme penyaluran dengan menjualnya ke kios-kios beras dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

“Jadi SPHP itu sebetulnya program pengganti Operasi Pasar supaya jangkauannya lebih luas kami berikan ke kios-kios yang ada di pasar. Itu bisa menjadikan alternatif masyarakat untuk mendapatkan beras dengan harga murah. Itu yang kami lakukan sesuai dengan HET pemerintah sebesar Rp10.900,” tutupnya.