Banten  

BANTEN BERDUKA – ATAS WAFATNYA ABAH K.H. TUBAGUS HAMDI MA’ANI

BANTEN BERDUKA - ATAS WAFATNYA ABAH K.H. TUBAGUS HAMDI MA’ANI

Sosok Tokoh Ulama Banten Berkharisma Itu dan Penuh Santai-Tegas Kini Telah Tiada

Ketua Umum MUI Provinsi Banten yang Siap Berhadapan dengan Siapapun

Oleh : Uung Ibnu Shobari (UIS)
Santri Petualang Negeri Banten Abah Hamdi Ma’ani

Mediapublik.co,
Pandeglang – Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’un, masih hangat dan masih basah kedipan dua mata UIS sang kolumnis yang sejatinya baru saja di hari Selasa, 4 Juni 2024 bertepatan pada tanggal 26 Dzulqo’dah 1445 dengan tidak menutup mata Abah itu menulis WA-nya disela-sela UIS baru saja pagi harinya selesaikan tugas persiapan Qurban dengan menggelar Pelatihan Juru Sembelih Halal di Kodim Pandeglang, tentu penjamin utama agenda tersebut adalah MUI Provinsi Banten dan MUI Kabupaten Pandeglang.

Abah menulis pada hari Senin, pukul 18.40 WIB dengan kalimat talbiyyah “ labbaikallaahumma labbaik, labbaika laa syarika labbaik, innal hamda wanni’mata laka walmulka laa syarika laka “. Kalimat yang penuh kemuliaan itu telah mengantarkan sosok Abah, Orang tua, Guru dan seabrek sebutan yang tak mungkin ditulis semuanya di catatan singkat ini. Yang pasti, sosok Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten yang juga sekaligus Pimpinan Umum PB MALNU Menes Pandeglang Banten itu adalah sosok yang selalu guyon dan apa adanya dalam berkomunikasi. Kini, sosok tersebut telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa atas kehidupan di alam fana ini kembali ke Robbul ‘Izzati.

Sontak seantero negeri Banten berduka, bahwa Banten yang dikenal dengan provinsi serambi madinah itu bergetar dan mendadak tersipu diam tak berbahasa, mengapa ? Dalam hitungan detik, sejak ada info dari Kasi Haji Kanwil Kemenag Provinsi Banten Haji Ahmad Bachir Ghozali (ABG) melalui voice notesnya yang juga tengah bertugas Haji, ABG menyampaikan dengan sangat terbata-bata dan penuh duka mendalam, bahwa tokoh Banten dan seorang Ulama yang saat ini memangku menjadi Ketua Umum MUI saat tiba di Jedah Saudi Arabia dalam kondisi agak lemah dan kena sesak nafas, lalu mengantarkannya untuk menghadap Allah Ta’ala selamanya.

BELUM 3 BULAN MENJADI KETUM MUI PANDEGLANG LANGSUNG MENJADI KETUM MUI BANTEN
Siapa yang tak mengenal Abah Tubagus Hamdi Ma’ani ? Putra tokoh MALNU Mamanda Tubagus A. Ma’ani Rusydi, yang juga telah melahirkan ribuan generasi santri dan alumninya tiada lain kita hanya bisa menghela nafas sejenak bahwa kini Abah Hamdi yang juga Wakil Ketua I Wantimpres FSSP Kabupaten Pandelang telah meninggalkan jejak terbaiknya di bumi Banten, khususnya Pandeglang.

Selasa, kisaran pukul 14.30 WIB saat kolumnis (UIS) menghadiri undangan japri beliau “ Allaahu Yarhamu “ dan tentu undangan juga pada umumnya kepada khalayak publik, dalam sekejap semua itu tak ada yang menyangka dalam riungan singkat di sore itu lengkap sudah tiba di residen Almarhum, mulai dari Bupati Pandeglang Hj. Irna Narulita, Kabag Kesra, Para Pimpinan MUI Provinsi, Kakandepag Pandeglang serta banyak para Alim Ulama, Kyai dan Tokoh Kemasyarakatan lainnya memberikan do’a secara khidmat untuk Abah Hamdi yang dalam jadwal telah tercatat siap menunaikan Ibadah Haji yang kesekian kalinya, maasyaa Allah.

Berseloroh dengan kebiasaan Almarhum, yang kebetulan disamping UIS ada Sekum MUI Provinsi Banten yang juga sangat faham siapa Ketua Umum MUI Banten yang serba nyentrik jika berpenampilan dalam berdakwah dengan tetap senyum manis, kami berdua menatap sekujur badan Abah Hamdi putih bersih dan berseri ditampakkan betul dan telah menjadi saksi sebagai orang yang sholeh, Allaahu Yarhamhu. Tidak cukup dengan lolotan mata itu, betapa beliau Alm, tetap bersahaja dan menyajikan makanan minuman (mamin, red.) untuk para tamunya dengan tanpa asisten siapa pun, UIS Kolumnis tak bisa bisa banyak berkata-kata atas sifatnya yang selalu someah-teges (santun-tegas) kepada siapa pun.

SELOROH & GUYONNYA ABAH HAMDI
Sederet catatan UIS tentang Almarhum sejak pernah juga menulis saat awal menjadi Ketua Umum MUI Provinsi Banten dengan begitu cepat lepas landas baru saja dilantik terpilih kembali menjadi Ketum MUI Pandeglang, anugerah Illahi tiba kembali bahwa beliau tak lama belum genap 90 hari telah tepilih secara mufakat menjadi Nomor Satu di MUI Provinsi Banten.

Qadarullah, juga UIS pernah memberikan “auto-critic of balancing opinion” dalam catatan khusus terhadap Fatwa MUI yang viral saat itu ditandatangani super kilat oleh seorang Tubagus Hamdi Ma’ani (THM, red.) tentang larangannya MEMBACA AL-QUR’AN DI TROTOAR dan sederet kenyelenahan almarhum yang kadang di luar nalar (khawaariqul lil’aadah, red.) yang kadang tak bisa ditangkap secepat kilat oleh para santrinya, lebih-lebih UIS sebagai santri petualang yang bukan siapa-siapa berani menggarisbawahi tingkat keseimbangan yang perlu nalar akademis dan empiris. Hebatnya Abah Hamdi tetap bisa menerima masukan-masukan dari siapa pun selama opini tersebut dan atau catatan penting untuk saling menguatkan dan selalu berimbang.

Kini, Abah Hamdi telah tiada, Abah Hamdi tak akan kembali seperti semula dan tak bisa bersalaman dengannya sedia kala, lebih-lebih almarhum juga sering mengucapkan kalimat-kalimat diluar kebiasaan seperti para Macan MUI (Mama-mama cakap – cantik), sebagi motivasi bahwa kehadiran unsur perempuan sangat diperhitungkan dalam urusan dakwah, juga sejatinya ulama jangan pernah takut untuk berbuat dan berijtihad, termasuk catatan penting untuk para pejabat siapa pun kudu faham kebutuhan ummat, baik di kalangan para Ummahat MUI maupun di FSPP yang terkadang menjadi motivasi bagi siapa pun seyogyanya pola hidup yang dibangun oleh semua pihak harus tetap berniat lillaah bukan untuk yang lainnya. Lebih-lebih Haji Dindin Herdiansyah (HDH, red.) Sekum MUI Pandeglang mencatat kurang lebih dalam WA di WAG DP MUI Pandeglang semua berkomentar, “ Nuju dinten selasa, Abah nyarios.. seueur nu nyarios Abah janten glowing, saking segernya kondisi Abah (Saat hari Selasa, Abah Berkomentar bahwa banyak yang bilang Abah glowing / segar-bugar-bercahaya, karena betapa sehatnya kondisi Abah) “.

SELAMAT JALAN ABAH YAI THM (TUBAGUS HAMDI MA’ANI) SANG PENDOBRAK KE-MUI-AN
Engkau telah menghadap-Nya, dipastikan semua amal sholeh THM menjadi landasan dasar bagi kita yang masih bernafas lega dan dapat menikmati hiliwir angin dalam suasana syukur kepada Illahi. Semua telah bersaksi sejak pagi hingga jelang siang ini semua seruan dan himbaun SHALAT GHAIB-nya telah membuktikan kesalihan almarhum selama hidupnya yang tak kenal lelah berjuang untuk kepentingan Islam yang rahmatan lil’alamin dan sangat universal.

“ Selamat Jalan Abah, sahut UIS saat pamitan dari MALNU, do’akan kami ya Abah. Insya Allah Abah sangat berkenan dan mendo’akan semua yang tengah bertugas di Banten pada umumnya, lalu Abah berseloroh sedikit melemah “ muhun, mangga “. UIS tadinya tak mau bertandang saat siang itu karena dalam keadaan kurang siap, lalu bilang sama istri yang juga bertugas di Menes, Ayah ke Abahnya nanti malam saja malu belum bersih-bersih lepas agenda di Kodim masih bercelana dan tak bawa bekal sarung. Ntah apa yang membuat putar balik dan tetap percaya diri tetap akan temui Abah walaupun tak bersarung, baru teringat dan Insya Allah walhamdulillah THM tetap bisa menerima UIS walaupun saat itu belum bersarung – rasa ta’dheem santri dalam mengukur kapasitas diri.

MUI Pandeglang telah mengantarkan beberapa hal kebaikan-kebaikan bersamanya. Amanat THM di setiap pengajian bulanan selalu berkobar tegas, “ ulah tinggal ngaji – ngaji – ngaji dampak kita bisa anjang sono dan silaturahmi “

Nampak juga keluarga besar MUI Banten dan MUI Pandeglang yang juga hadir termasuk para Dewan Pimpinan, Sekum MUI Banten dan khususnya Sekum MUI Pandeglang serta sederat pengurus lainnya telah banyak belajar dari sosok THM (Tubagus Hamdi Ma’ani, red.) yang cukup berani memberikan aspirasi dan mampu menggali potensi diri, sekalipun banyak pandangan secara personal maupun komunal ada saja kebijakan-kebijakan dalam kepemimpinnya selama di Pandeglang maupun di Banten tentu nyaris tak akan pernah ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik-Nya. Maafkan kami Abah.

Tak ada gading yang tak retak, juga tak ada insan yang tak meniggalkan jasa, sejatinya Maung juga meninggalkan belangnya, maka Insya Allah dengan segala kekurangan dan kelebihan sosok THM apa yang UIS sebagai kolumnis hanya bisa mencatat secara natural yang betul-betul dirasakan secara emosional positif dan konstruktif, dengan tidak mengurangi rasa hormat bahwa kepulangannya Abah Tubagus Kyai Al-Haaj Hamdi Ma’ani bin Mamanda Kyai Alhaaj Ma’ani Rusydi, kita semua yakin bahwa semua akan kembali kepada Pemilik Alam Semesta ini dengan ketetapan iman – islam – ihsan serta tabungan bekal amal-amal kebaikan lain tentunya. (Djael).