Dituding KPK Lakukan Politik Uang, Aktivis 98 Lutfi Nasution Bela Zulhas

IMG 20230916 WA0061
Keterangan foto; Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Sabtu (16/09/2023).

Mediapublik.co Jakarta – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas bagi-bagi uang Rp50 ribu yang diunggah akun tiktok @amanat_nasional menuai polemik.

Pasalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuding aksi yang dilakukan Zulhas merupakan masuk dalam kategori politik uang.

Menyikapi hal tersebut, Lutfi Nasution, Aktivis 98 mengatakan, tidak elok KPK reaksioner dan beropini terkait hal tersebut.

“Menurut hemat saya, tak pantas KPK reaksioner, apalagi beropini sebelum lembaga yang berwenang lainnya (Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu) mengambil keputusan, bisa membuat kegaduhan,” katanya dalam keterangannya kepada awak media pada Sabtu, 16 September 2023.

Pada prinsipnya Lutfi juga sependapat dengan Lembaga Anti Rasuah ini, politik uang ataupun serangan fajar bisa merusak kualitas demokrasi.

“Yang namanya politik uang maupun serangan fajar adalah musuh para pejuang demokrasi, karena dapat merusak kualitas demokrasi yang hanya lahirkan oligarki baru, bukan lahirkan pemimpin yang memiliki kapasitas dan integritas untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945,” jelasnya.

Menyoal Zulhas bagikan uang atau dalam bentuk apapun ke masyarakat, menurut Lutfi itu tradisi yang baik dan harus ditiru oleh pejabat lainnya.

“Begini, Bang Zul ini kan seorang menteri atau pejabat. Tradisi pejabat berbagi rezeki kan tradisi baru diera reformasi. Pak Jokowi menjadi tauladan bagi Bang Zul. Setiap kunjungan Pak Jokowi, beliau suka memberikan uang, sembako atau barang kepada masyarakat. Begitu juga dengan Bang Zul, yang sudah dari dulu selalu berbagi dengan siapapun tanpa melihat latar belakang dan warna apapun,” terangnya.

Masih Lutfi, jika itikad baik pejabat negara, politisi, maupun kader partai untuk membantu rakyat dituding lakukan politik uang, kemudian jika diam dituding abai,,, lalu apa yang harus dilakukan?.

“Sepertinya ada indikasi penggiringan opini “abu-abu”, semua dibuat samar, yang benar maupun salah jadi “abu-abu”, sehingga rakyat, publik dibuat kebingungan dengan opini yang dibangun oleh elite dan atau penyelenggara lembaga negara,” imbuhnya.

Lutfi mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa agar tetap waspada terhadap upaya – upaya kecurangan pemilu terkait politik uang dan atau serangan fajar saat Minggu tenang. Awasi, tangkap dan adili para pelaku perusak demokrasi.

“Saya menghimbau kepada seluruh komponen bangsa, agar waspada terhadap praktik politik uang dan atau serangan fajar disaat Minggu tenang pemilu. Awasi, tangkap dan adili para pelaku perusak demokrasi di tanah air Indonesia tercinta,” pungkasnya.

(Suryadi)