MediaPublik.co, Medan | Ciri dokter yang berkarakter Islami terus didorong untuk hadapi persaingan global.
Ciri dokter Islami itu juga menjadi penguat layanan kesehatan masa depan.
Demikian ditegaskan Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP pada yudisium dan pengangkatan sumpah dokter Angkatan ke-32 sera Pengambilan Janji Dokter Muda Angkatan ke-26 Fakultas Kedokteran UMSU, Jalan Gedung Arca, Sabtu (13/5).
Ada sebanyak 51 dokter baru dan 5 orang dokter muda yang diyudisium. Hadir pada acara yudisium itu, Direkur Rumah Sakit Umum Daerah Amri Tambunan dr. Hanif Fahri, Kepala Kantor SAR Medan Budiono, Direktur RS Haji Medan dan beberapa pimpinan rumah sakit jejaring FK UMSU.
Prosesi yudisium diawali dengan pembacaan surat keputusan kelulusan dokter muda angkatan 26 dan dokter angkatan ke-32 oleh Wakil Dekan 1 FK UMSU dr. Nurfadly.
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP menyampaikan apresiasi atas raihan prestasi Fakultas Kedokteran dimana mampu meluluskan 100 peserta pada Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
UKMPPD merupakan satu-satunya ujian yang diselenggarakan oleh negara bagi calon dokter Indonesia untuk mendapatkan gelar dokternya.
Prestasi ini bisa dicapai karena soliditas tim di FK UMSU dalam membimbing dan mengarahkan mahasiswa untuk siap dalam menghadapi ujian yang sangat ketat. ” Tentu saja, mental dan kesungguhan mahasiswa FK UMSU menjadi kunci capaian terbesar itu.
Saya berharap prestasi itu bisa diulang kembali,” kata Agussani.
Rektor UMSU itu juga mengapresiasi capaian dua mahasiswa yang lulus dengan IPK ( indek prestasi kumulatif) 4.00. Dua mahasiswa yang sukses meraih IPK 4.00 adalah dr. Mutiara Yusfah Putri Sihotang dan dr. Oche Axena Yulhan.
Prestasi lainnya juga sangat menggembirakan karena dari 51 lulusan IPK terendah adalah 3.51.
Terkait dengan tantangan masa depan yang dihadapi berbagai profesi termasuk kedokteran adalah era global yang memungkinkan berbagai profesi masuk ke Indonesia.
Dokter Indonesia harus siap dalam menghadapi ‘serbuan’ dokter asing itu dengan kompetensi dan keunggulan khusus.
Salah satu terbaik yang dilakukan FK UMSU adalah mendorong ciri dokter islami menjadi karakter. “Kualitas dokter asing mungkin bisa lebih baik, tapi kualitas pelayanan dengan ciri dan karakter Islami itu akan menjadi pembeda,” kata Agussani.
Agussani berharap agar FK Kedokteran UMSU terus melakukan yang terbaik, terus membangun jejaring dan kerjasama dengan banyak pihak di dalam dan luar negeri.
Rektor UMSU itu juga menyampaikan flashback berdirinya fakultas kedokteran UMSU 13 tahun sampai sukses meraih akreditasi UNGGUL. ” Akreditasi Unggul untuk FK-UMSU, adalah satu-satu yang diraih Fakultas Kedokteran (swasta) di Pulau Sumatera.
Tentu saja prestasi ini harus dirawat dan dipertahankan,” sebut Agussani.
Hal yang sama disampaikan dr. Hanip Fahri, Direktur RSU Daerah Amri Tambunan di Lubuk Pakam yang selama ini menangani proses co-ass dokter-dokter muda UMSU. ” Kita tidak bolkeh kalah, kita akan siapkan dokter terbaik,” kata Hanip untuk memotivasi lulusan yang sedang diyudisium.
Hanip menyampaikan terima kasih kepada FK UMSU yang terus memercayai RSUD Amri Tambunan sebagai rumah sakit pendidikan pada mahasiswa UMSU. ” Ini merupakan kerjasama yang baik dan harus terus ditingkatkan,” kata Hanip Fahri.
Dekan Fakultas Kedokteran UMSU dr. Masliana Siregar menjelaskan progres perkembangan yang dilakukan FK UMSU.
Kepala SAR Medan, Budiono pada kesempatan wawancara khusus menjelaskan seputar kerjasama antara FK-UMSU dan Basarnas dalam memberikan komopetensi tambahan kepada calon dokter untuk siap menghadapi kondisi bencana ( kritis ) di lapangan.
Budiono berharap mahasiswa FK UMSU dapat menjadi pelayan kesehatan terbaik pada peristiwa bencana.
Terkait dengan semakin banyaknya bencana yang terjdi, Budiono berharap dokter-dokter lulusan FK UMSU dapat menjadi komunitor yang baik dalam pelibatan masyarakat untuk dapat lebih peduli bencana. (Deni/red)