Jakarta – Ketua Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Rifyan mengatakan bahwa Aparatur Sipil Negara, TNI dan Polri harus netral dalam pemilu 2024. Pernyataan tersebut, Rifyan katakan saat diwawancarai di Sekertariat PB HMI, Sabtu (9/2/2024)
“Selain mereka, BIN (Badan Intelijen Negara), penyelenggara Pemilu KPU dan Bawaslu juga harus menjaga netralitas dan stabilitas nasional dalam momentum Pemilu kali ini,” kata Rifyan.
Rifyan menyebut semua pihak harus menjaga Pemilu yang damai, jujur, dan adil. Kata Rifyan, semua pihak harus menghargai hasil pemilu.
“Kita harus saling mendukung untuk menjaga nilai-nilai demokrasi demi membangun Indonesia yang lebih baik,” ucap Rifyan.
Pernyataan Rifyan itu muncul setelah adanya Konferensi Pers yang dilaksanakan PB HMI di depan rekan-rekan media nasional. Konferensi Pers yang dibacakan langsung oleh Ketua Umum PB HMI tersebut berisi 5 poin, yang didalamnya juga menyinggung tentang netralitas Aparat Sipil Negara, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia serta penyelenggara Pemilu.
”Kami meminta pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, serta Aparatur Sipil Negara, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, serta KPU dan Bawaslu harus menjaga netralitas,” lanjut Rifyan mengulangi salah point-point yang dibacakan oleh Ketua Umum PB HMI dalam Konferensi Pers di Sekretariat PB HMI Jumat, 9 Februari 2024.
Dikatakan Rifyan, HMI sebagai salah organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia yang berdiri sejak dua tahun pasca kemerdekaan yakni 5 Februari 1947 tahun silam selalu berposisi netral dan independen mengawasi dan mengadvokasi segala persoalan dinamika kebangsaan, termasuk pada momentum menuju pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 ini.
“Kami selalu bersikap independen, mengedepankan politik ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Olehnya, kami berharap semua pihak mau menjaga stabilitas politik nasional, sehingga pertahanan dan keamanan kita tidak terganggu. Mari jaga kesatuan dan persatuan Indonesia, jangan sampai pemilu kali ini justru menjadi faktor yang bisa merugikan kita semua. Jadikan ini sebagai momentum kebangkitan nasional dengan menghadirkan Pemilu damai dan bersih agar terpilih pemimpin nasional yang berorientasi pada kesejahteraan bangsa Indonesia,” tutup Rifyan. (Dede)