Namanya Masuk Cagub DKI Jakarta, Begini Jurus Ahmed Zaki Iskandar Atasi Sampah

IMG 20231128 WA0036
Keterangan foto : Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar (Bang Zaki) ditunjuk oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Mediapublik.co Jakarta – Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar (Bang Zaki) ditunjuk oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Bukan tanpa sebab, Bang Zaki telah membuktikan diri sebagai Bupati Tangerang dua periode 2013-2023. Ia pun membahas perlunya terobosan kebijakan untuk menyelesaikan persoalan sampah yang sudah pelik sejak lama.

“Saat ini sampah hanya ditimbun dan itu menjadi persoalan dari hari ke hari. Kita lihat bersama, bagaimana tumpukan sampah itu akhirnya terbakar saat musim kemarau karena gas metana yang ada terpicu panas yang berlebih,” Kata Bang Zaki lewat keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (27/11/2023).

Lalu, perlu penanganan yang lebih modern misalnya dengan menggunakan insinerator (pembakar). Insinerator itumenggunakan sistem canggih, sehingga tidak ada polutan yang keluar dan hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan lain, seperti mengurus pantai yang rusak karena abrasi.
“Residunya itu bisa kita gunakan untuk mengatasi persoalan pantai yang mengalami abrasi. Residu itu nanti akan kita timbun tanah sehingga tidak mengganggu lingkungan,” jelasnya.

Bang Zaki menyebutkan masalah sampah di DKI Jakarta tak pernah ditangani secara serius. Mengingat total volume sampah pada tahun 2022 mencapai 3,11 juta ton dengan produksi 7.800 ton per hari, yang tentunya menjadi persoalan yang tidak mudah.

“Kalau kita berbicara dengan volume yang besar, terus kita masih sibuk nggak boleh pake insinerator karena polusi. Kita pilih yang ramah lingkungan, panggil aja Singapura. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sampai sekarang itu sampah,” katanya.

“Selama kita berdiskusi dan berdebat, itu sampah numpuk terus. Kita kan ingin punya daerah yang bersih, nggak enak dipandang mata kan,” sambungnya.

Selanjutnya, Bang Zaki menceritakan persoalan sampah ini memang sangat dekat dengan budaya, sehingga hal ini juga harus benar-benar diperhatikan. Saat ia menjadi Bupati selama dua periode, ada program Kurangi Sampah Kita (Kurasaki) yang mendorong pengurangan sampah di sekolah dengan tidak menyediakan tempat sampah.

“Program ini demi mengurangi produksi sampah di sekolah. Siswa dan guru juga kita minta untuk membawa bekal dari rumah dan membawa tumbler untuk tempat minum agar tidak ada sampah plastik berserakan,” tuturnya.

Kemudian, program lain yang serupa adalah Kurang Sampah Kantor (Kantor). Hal yang dilakukan adalah mengatur penyajian atau jamuan makanan dan minuman dengan tidak menggunakan kemasan, sehingga semua yang disajikan tidak menyisakan sampah di kantor pemerintahan.

“Penggunaan kemasan makanan dan minuman berupa kardus, plastik, styrofoam akan menyisakan timbunan sampah. Kita melarang hal tersebut. Kita harus menjadi contoh, jangan hanya membuat kebijakan tapi tidak memberi contoh baik pada masyarakat,” imbuhnya.

Program unggulan lainnya adalah Kita Peduli Permasalahan Sampah (Kipprah). Salah satu capaiannya adalah mendirikan 30 tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, recycle (TPS3R), 114 Bank Sampah serta budidaya Maggot BSF dan memproses pengolahan sampah dari sistem open dumping ke teknologi ramah lingkungan berupa Refuse Derived Fuel (RDF) dan insinerator.

Bang Zaki juga menginisiasi diberikannya kapal interceptor dari Coldplay sejak 2021 lalu. Bantuan tersebut ditujukan untuk menuntaskan permasalahan sampah di Sungai Cisadane.

Adapun kondisi Jakarta terkini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang kondisinya cukup memprihatinkan. Pasalnya, kapasitas sampah yang bisa ditampung hanya sekitar 7.500-8.000 ton sampah setiap hari, sementara produksinya hampir lebih dari itu.

“Sampah 7.800 ton per hari di DKI tentu menjadi tantangan besar. Segala upaya harus kita lakukan, seperti menggunakan insinerator, RDF atau teknologi lain yang ramah lingkungan. Kita harus berani ambil risiko jika ingin permasalahan sampah ini selesai,” pungkasnya.