Paska Prabowo Temui Surya Paloh, NASDEM Bertahan Menjadi Oposisi Atau Bergabung ke KIM

IMG 20240324 112115
Prabowo menemui Ketua Umum Partai NASDEM Surya Paloh di DPP Partai NASDEM di Jakarta Jumat 22/3/2024.

Mediapublik.co Jakarta – Prabowo menemui Ketua Umum Partai NASDEM Surya Paloh di DPP Partai NASDEM di Jakarta Jumat 22/3/2024. Pertemuan yang pastinya memenuhi janji Prabowo akan merangkul seluruh element jika beliau menang.

Acara tersebut ternyata menyita banyak perhatian publik, termasuk dari beberapa pengamat politik. Dijumpai di acara buka puasa bersama di bilangan Cikini Jakarta Pusat, Sabtu 23/3/2024.

Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute yang juga pengamat politik Iskandarsyah dimintai pendapatnya, menurutnya sah-sah saja dan masih dalam sifat yang normatif. Kata Iskandar, silaturahim itu tetap dijaga oleh pak Prabowo.

“Beliau (Pak Prabowo) adalah negarawan, dengan tangan terbuka pastinya mau mengajak semua element anak bangsa nantinya ke depan, kalau partai NASDEM tinggal kita lihat saja sikapnya, kalau memang tak tahan memjadi oposisi atau takut menjadi oposisi kita pastikan NASDEM partai yang opirtunis, tak layak ditiru,” kata Iskandar.

Dikatakan Iskandar, Ini bukan masalah kebangsaan yang didengung-dengungkan kepada publik. Menurutnya, ini masalah sikap politik yang menjungjung tinggi komitmen koalisi.

“Rakyat menilai mana yang layak dicontoh dan mana yang tak layak dicontoh,
Kalau memang kalah ya harus siap menjadi oposisi,” beber Iskandar.

Menurut Iskandar, melihat PDIP yang tetap komitmen terhadap sikap politiknya. Kata Iskandar, PDI P tak berpikir loncat karena khawatir tak ada di kekuasaan.

“Sikap opurtunis adalah sikap memalukan buat kita semua. Kalau tak sanggup menjadi oposisi tak perlu ikut kompetisi, ” kata Iskandar tersenyum.

Iskandar menjelaskan, pihaknya
menghargai dengan kemenangan Paslon no 2. Dia menghargai niat baik Prabowo sebagai negarawan mengajak semua elemen bangsa bersama beliau nantinya.

“Tapi ingat kita juga perlu oposisi, yang nantinya bisa mengoreksi kebijakan-kebijakan kekuasaan, bukan semuanya pengen jadi bagian kekuasaan,
Kan NASDEM sudah cukup kenyang di 2 periodenya Jokowi, sekali-kali nyoba jadi oposisi, diluar kekuasaan lah, jangan terus-terusan ingin tidur di villa yang mewah, sekali-kali juga tidur di mess,” lanjut Iskandar.

Jadi, menurut Iskandar, sikap NASDEM apabila bisa tergiyur bergeser ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) paska Pilpres ini adalah tindakan memalukan dan terlihat semua mental pemimpin Partai itu.

“Oposisi buat bagi dirinya lebih terhormat sekalipun mengalami kekalahan di kompetisi Pilpres lalu, ketimbang nyebrang menjadi koalisi lawan sebelumnya, tutup Iskandar menutup wawancaranya. (Red)