Daerah  

Seruan Tak Pilih Kaki Tangan Begundal Politik Sebagai Ketua Umum

IMG 20230518 WA0099
Keterangan foto : Foto: Ketua DPD GAMKI Provinsi DKI Jakarta, Rapen AM Sinaga, ketika menerima bendera dan pataka dari Wakil Ketua Umum DPP GAMKI, Sherly Wattimena, dalam proses Pelantikan Pengurus DPD GAMKI Jakarta, di Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) Tanjung Priuk, Jakarta Utara, pada Rabu malam (10/05/2023)

Mediapublik.id Jakarta – Para peserta Kongres XII Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Kota Ambon. Hal tersebut agar menghentikan kerusakan Kekristenan yang terjadi lewat segelintir oknum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI).

Pasalnya, dalam perhelatan akbar berupa Kongres GAMKI ini, telah disusupi oleh para begundal politik yang menjadi kaki tangan para pemain politik busuk, untuk merebut posisi Ketua Umum dan Sekretaris Umum GAMKI.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang baru (Ketua DPD GAMKI Provinsi DKI Jakarta), Rapen Agustinus AM Sinaga, mengungkapkan, dari arena Kongres XII GAMKI di Kota Ambon, tidak terlihat lagi pelaksanaan Kongres GAMKI yang semestinya.

Tujuan Kongres GAMKI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) tidak terjadi.

Proses-proses mengartikulasikan substansi organisasi dan juga program-program yang nyata juga minim pembahasan.

“Saya melihat, semua pandangan-pandangan umum yang disampaikan oleh delegasi Kongres GAMKI mayoritas telah dimanipulasi, dan isinya hanya berupa puja-puji semata, tanpa ada penalaran kritis atas kondisi GAMKI kekinian. Saya menemukan indikasi kuat, permainan begundal politik busuk lebih terasa dalam Kongres GAMKI kali ini,” tutur Rapen AM Sinaga, lewat pernyataannya, kepada wartawan, Kamis (18/05/2023).

Terutama, lanjut Rapen AM Sinaga yang juga pernah sebagai Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Jakarta (GMKI Jakarta) itu, aura permainan politik uang alias money politics di Kongres GAMKI ini sudah sangat terasa.

Hampir semua delegasi pemilik suara di Kongres GAMKI, lanjutnya, telah dikooptasi dan dikondisikan untuk memilih Calon Ketua Umum DPP GAMKI tertentu.

Mereka diduga diikat dengan pembuatan Surat Caretaker atau Surat Delegasi yang dikondisikan oleh Sekretaris Umum DPP GAMKI demisioner, Sahat Martin Philip Sinurat dan timnya.

“Saya melihat, para delegasi kongres sebetulnya tak memiliki pemahaman untuk apa datang berkongres. Hanya diarahkan untuk memenangkan Calon Ketua Umum tertentu. Dan itu sudah terjadi sejak lebih kurang satu tahun belakangan, lewat pencaplokan organisasi GAMKI di sejumlah Daerah, untuk diisi dan diloloskan oleh oknum DPP GAMKI, yakni kalau boleh saya katakan, dari Timnya Sekum,” beber Rapen AM Sinaga.

Rapen AM Sinaga yang juga sebagai Dosen di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta ini menerangkan, dari sejumlah pertemuan dan bahkan informasi yang telah dikumpulkannya, Sahat Martin Philip Sinurat alias SMPS yang saat ini menjadi Sekretaris Umum demisioner, sangat berambisi untuk menjadi Ketua Umum DPP GAMKI.

“Maka, kita juga mendapat informasi bahwa bakal calon yang satu ini, adalah titipan dan menjadi tunggangan sebagai kuda hitam di Kongres GAMKI kali ini. Kalau di kalangan teman-teman aktivis di Ibu Kota Jakarta, Saudara SMPS itu dikenal sebagai Akpol alias Aktivis Polisi, dan juga sebagai Cepu alias aktivis titipan instansi tertentu yang memperoleh uang dan dari Si Penitip,” bebernya lagi.

Lagi pula, lanjut Rapen AM Sinaga yang juga seorang Advokat ini, selama satu periode belakangan ini, DPP GAMKI tampak hanya digerakkan dan hanya dimiliki sepihak oleh SMPS dan timnya.

“Bahkan mundurnya berbulan-bulan pelaksanaan Kongres, tidak diungkap apa sebab utama dan mengapa diundur hingga melampaui kalender organisasi yang sangat kelewatan,” lanjutnya.

Mengenai adanya dugaan praktik Money Politics di Kongres GAMKI ini, lanjutnya lagi, indikasinya sangat terasa, dengan munculnya tawaran-tawaran membayar tiket pulang pergi, serta uang saku bagi peserta yang memadai, oleh bakal calon Ketua Umum GAMKI dan bakal calon Sekretaris Umum GAMKI.

Di Jakarta sendiri, kata dia, Sahat Martin Philip Sinurat, yang masih merupakan juniornya di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), sudah sangat santer dikenal sebagai salah seorang sosok pemecah belah dan perusak organisasi Kekristenan seperti GMKI dan GAMKI, demi memperoleh ambisi politik dan uang lewat organisasi ini.

Sejumlah nama yang bergulir sebagai bakal calon Ketua Umum DPP GAMKI yang bergulir di Kongres XII GAMKI di Kota Ambon, lanjutnya, antara lain Sahat Martin Philip Sinurat (Sekum GAMKI demisioner), Dikson Siringo-ringo (Mantan DPP GAMKI), Korneles Galanjinjinay (Mantan Ketua Umum PP GMKI), dan Indra Rajagukguk (Mantan Sekretaris GMKI Bandung, yang juga Wakil Ketua Umum DPP GAMKI demisioner),

Juga masih muncul nama Ketua Umum DPP GAMKI demisioner, Willem Wandik, yang merupakan politisi Partai Demokrat dan anggota DPR RI, untuk digadang-gadang maju kembali sebagai Ketua Umum DPP GAMKI.

“Dari sejumlah nama yang beredar itu, boleh kami katakan, hanya SMPS yang memiliki banyak cacat organisasi dan sepak terjang yang tidak layak sebagai kader Kristen. Ini berdasarkan pengalaman kami selama bergerak di Jakarta, hari demi hari kami melihat dan mengikuti sepak terjang SMPS yang sangat tidak berintegritas, dan hanya banyak menimbulkan polemik atau konflik di organisasi-organisasi Kristen. Kita sudah muak dengan sosok itu,” tandas Rapen AM Sinaga. (Anas)